Terciptanya Covid-19 : Isu Dua Konspirasi Besar, Antara Amerika dan China




Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa hingga hari ini belum juga ditemukan atau diciptakan vaksin antivirus yang efektif mampu mengobati covid-19. Mengutip dari Vox Media, sejak tanggal 12 Maret 2020 setidaknya ada dua rumor besar teori konspirasi terkait wabah coronavirus. 

Kedua teori tersebut memiliki satu kesamaan yaitu bahwa covid-19 berasal dari laboratorium level 4 (memiliki tingkat keamanan hayati tertinggi) di Wuhan. Disinyalir lab tersebut adalah laboratorium pertama di daratan China yang memiliki kelengkapan biokontrol tingkat tertinggi.

Dimungkinkan pula bahwa adanya campur tangan manusia baik sengaja maupun tidak disengaja dalam mutasinya virus yang kita sebut sekarang sebagai covid-19. Beberapa sumber menyebut The Wuhan Institut of Virology adalah tempat yang nyata dan masih diselimuti misteri. Institut tersebut adalah tempat dimana diduga asal mula keberadaan novel coronavirus. Terlebih China adalah negara yang cenderung tertutup.

Dikutip New York Post, seorang pengkritik pengendalian penduduk di China, Steven Mosher, telah memantik perdebatan bahwa penanganan China terhadap pengendalian patogen yang mematikan tidak dapat dipercaya. Meski berita yang dimuat The South China Morning Post menyangkal bahwa adanya kebocoran (escaping) virus tersebut dari lab China.

Lebih jauh hari ini bahwa bagaimana wabah covid-19 ini telah mengakibatkan guncangan krisis global bukan hanya dari sisi kesehatan namun juga sisi ekonomi dunia. Namun para ahli virus  dan ahli penyakit menular yang mempelajari virus corona mengatakan, mereka memiliki cukup bukti bahwa covid-19 adalah virus baru dan berasal dari alam. 

Mengutip pakar analisis genom dari beberapa negara, seperti yang dilansir The Lancet bahwa virus itu berasal dari satwa liar. Dan baru-baru ini munculnya bukti bahwa virus tersebut adalah kebetulan murni.

Namun di lain pihak pernyataan yang diterbitkan oleh  Strategic Culture Foundation (5/3/2020), yang dikutip oleh Gatra, mantan spesialis ahli-terorisme Amerika Serikat, Philip Giraldi yang mengatakan bahwa COVID-19, tidak muncul dengan sendirinya melalui mutasi namun diproduksi di laboratorium.

Ia mencurigai Amerika dan Israel terlibat dalam produksi virus tersebut sebagai agen perang biologis. Argumen Giraldi belum terbukti sahih. Namun banyak pakar dan pemerhati intelijen meyakini konspirasi ini.

Kristian Andersen, ahli biologi evolusi dari Scripps Research Institut yang telah menganalisis urutan 2019-nCov. Ia mengatakan bahwa skenario yang cukup masuk akal adalah virus dibawa seseorang ke pasar hewan/seafood bukan pasar seafood yang dituduh sebagai awal mula munculnya virus. Dimana sebelumnya diduga covid-19 menyebar berasal dari pasar hewan hidup di China.

Kita ketahui bersama bahwa Amerika dan China memang belum lama ini tengah mengalami perang dagang. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa teori-teori konspirasi semacam ini akan selalu ada ruang untuk tetap hidup. Toh semuanya juga masih dalam misteri. 

Barangkali jika konspirasi itu nyata adanya, maka yang jadi pertanyaan adalah apakah kejadian yang hingga menelan banyak korban ini dan meluas ke hamper seluruh Negara di dunia ini adalah sudah lepas kontrol/diluar kendali sang konspirator virus ? Ataukah masih dalam skenarionya ?

Terlepas dari itu semua, semoga vaksin anti virus cepat ditemukan atau mungkin lebih tepatnya “dilepas” ke seluruh penjuru dunia. 


Post a Comment

0 Comments