Di tengah suasana wabah covid-19 yang belum
juga reda serta masih hiruk-pikuknya masyarakat dengan upaya pencegahan dan
penyebarannya. Kita semua seakan dalam kondisi yang serba tidak pasti, entah
kapan ini akan cepat selesai, batin semua orang.
Tak sedikit juga yang paranoid, juntrungnya
bersikap berlebihan bahkan menimbulkan keresahan bagi masyarakat lainnya.
Seperti panic buying, memborong semua
kebutuhan berbulan-bulan, memborong masker, hand
sanitizer, serta hygiene kit yang
lainnya.
Bukan hanya ketakutan akan tertularnya
covid-19 saja. Isu kondisi perekonomian juga membuat ketar-ketir banyak pihak.
Tentang rupiah yang terkapar di sisi dolar, ancaman PHK, laju pertumbuhan
ekonomi yang melambat bahkan berpotensi meningkatnya jumlah kaum miskin dan
pengangguran di tahun ini.
Semua hal tersebut tak ayal menjadi
pikiran-pikiran toxic yang berjejal dalam hati, pikiran dan jiwa kita. Akibatnya
banyak dari masyarakat kita mengalami kecemasan (anxiety) yang berlarut-larut.
Percayalah bahwa semuanya telah ada dalam
ketetapan Allah Swt dan tak perlu gusar, rezeki yang sudah Allah tuliskan pada
tiap hamba-Nya pasti akan menemui kita. Tak peduli ada corona ataupun tidak,
Allah telah jamin semuanya untuk kita asal ikhtiar selalu ada.
Suatu ketika Sufi kenamaan, Ibrahim bin
Adam pernah melihat seseorang yang larut dalam kesedihan, lantas ia bertanya
padanya “Aku akan bertanya padamu tentang
tiga pertanyaan, jawablah dengan jujur”
“Adakah yang terjadi di alam raya ini tanpa
kehendak Allah ?”.
“Tak ada, semua atas kehendak-Nya”. Jawab
orang tersebut.
“Apakah rezekimu berkurang dari apa yang
telah Allah tetapkan padamu ?”.
“Tidak, apa yang telah Dia tetapkan tak
akan meleset”
“Dan
yang terakhir, apakah berkurang ajalmu sesaat dari apa yang telah Allah
tetapkan padamu ?”.
“Tidak
! Apabila ajal datang, ia tak akan dapat bergeser barang sedetikpun”.
“Jika
demikian, lantas mengapa engkau larut dalam kesedihan, bangkitlah” Kata
Ibrahim bin Adham menutup pembicaraan.
Meski demikian tetaplah berikhitiar bumi
maupun ikhtiar langit yaitu dengan bermunajat kepada-Nya. Rasulullah saw
senantiasa mengajarkan umatnya untuk memperbanyak doa, terlebih di tengah wabah
yang mengancam negeri.
Ada beberapa doa yang sering dilafalkan dan
diajarkan oleh Rasulullah saw agar rasa cemas, gelisah, dan was-was kita Insya
Allah memudar dan hilang. Selain lafal doa khusus perlindungan dari mara bahaya
penyakit, yang sudah populer. Ada beberapa yang doa lagi yang mungkin perlu
kita amalkan.
Pertama,
Rasulullah saw pernah bersabda “Barang
siapa yang melafalkan :
العَلِيمُ السَّمِيعُ وَهُوَ السَّمَاءِ فِي وَلاَ الأَرْضِ فِي شَيْءٌ اسْمِهِ مَعَ يَضُرُّ لاَ الَّذِي اللهِ بِسْمِ
(artinya) Dengan nama Allah Yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatupun yang membahayakan
di bumi maupun di langit, dan Dialah yang Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. Tiga kali di waktu pagi
dan petang maka tidak aka nada apapun yang membahayakannya”. (HR. Abu Dawud
dan At-Tirmidzi)
Kedua, diriwayatkan oleh Abdullah bin Khubaib ra,
Rasulullaa saw bersabda “Lafakanlah
(berdoa): Qul huwallahu ahad (Al-Ikhlas), dan Al- Mu’awidzatain (Al-Falaq dan
An-Nas) ketika sore dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka surat tersebut akan
melindungimu dari segala mara bahaya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Ketiga, dalam Kitab Buluhul Maram Bab Dzikir dan Doa,
Ibnu Hajar Al-Ats-Qalani menerangkan, “Dari Ibnu Umar ra. bahwasannya
Rasulullah Saw pernah mengucapkan (berdoa) :
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Artinya Ya Allah aku
berlindung kepada-Mu dari menghilangnya nikmat-Mu berpindahnya keselamatan-Mu
kedatangan adzab-Mu yang tiba-tiba dan dari segala kemurkaan-Mu
Keempat, tak ada salahnya kita mengkonsumsi kurma
sesuai anjuran Rasulullah Saw. Diriwayatkan dari Sa’ad Abi Waqqash ra, Rasulullah Saw bersabda “Barang siapa mengkonsumsi tujuh butir (kurma) ‘Ajwah maka pada hari itu
is tidak akan terkena racun dan sihir”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dalam hadits marfu', dari Abu Hurairah r.a: "Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di hadapan Allah selain
doa." Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim. Selain
doa-doa tersebut, agar hati kita tetap tenang adalah dengan banyak-banyak dzikrullah, mengingat Allah. Itulah
substansi dari ibadah dan doa yang selalu kita panjatkan, agar hati kita
senantiasa terpaut dengan-Nya.
Akhirnya, apapun yang terjadi, yakinilah
bahwa wabah ini tentu hadir di tengah-tengah kita atas izin Allah Swt. Tetaplah
yakin bahwa semuanya akan dimudahkan. Wallahu’alam
Bishshawab
0 Comments